15 April 2007

TUGAS PTK

3G and influens
Ponsel sudah tidak lagi menjadi perangkat untuk melakukan percakapan teleponi, tetapi menjadi lebih luas melampaui nuansa telekomunikasi yang terus bergerak mencari bentuk-bentuk baru menghadapi semakin kentalnya konvergensi teknologi komunikasi informasi. Di sisi lain, ponsel pun memastikan diri menjadi bagian dari gaya hidup global, menghadirkan berbagai marketing gimmick untuk mengangkat sosok seseorang dalam strata sosialnya. Para penganut budaya mobilitas percaya bahwa ruang dan waktu tidak lagi menjadi sesuatu batasan dalam bekerja, berkomunikasi dan beraktifitas. Dengan mengadopsi budaya mobilitas, kantor Anda adalah diri Anda sendiri. Kantor Anda ter-embedded pada diri Anda, kemanapun Anda pergi.
Anda bahkan bisa "melipat dunia", hanya bermodalkan sebuah ponsel. Teleworking, telecommuting, teleconference dan bertele-tele lainnya, kini sudah bisa dilayani oleh ponsel. Tentunya ponselnya juga harus yang canggih punya, bukan yang sekelas "jutaan umat" pada beberapa tahun silam yang laris-manis walaupun keunggulannya hanya pada game uler-uleran-nya.
Kini ponsel dengan kelengkapan kamera untuk still image hingga video, dengan resolusi yang semakin membaik, adalah pilihan bagi mereka yang berduit cukupan. Bluetooth dan MMS pun adalah suatu keharusan ketika mereka memutuskan untuk membeli ponsel. Digunakan atau tidak itu urusan nanti, mungkin ngerti fungsi dan memfungsikannya pun tidak. Pokoknya, nge-trend gitu lho.
Kartu SIM Secara teknologi, sebenarnya terjadi persaingan serius antara sistemoperasi Symbian dan Windows Mobile buatan Microsoft. Angka-angka yang dikumpulkan Kompas selama enam bulan terakhir menunjukkan, penggunaan sistem operasi buatan Microsoft, terutama Windows Mobile 5, masih tertinggal jauh dibandingkan dengan sistem operasi Symbian yang digunakan pada beberapa perangkat ponsel cerdas, seperti Nokia 9500, 9300i, E61, maupun Sony Ericsson M600i.
Jika kita tidak dapat menemukan dual SIM adapter yang sesuai dengan tipe handphone kita atau kita ingin menggunakan lebih dari satu kartu SIM pada PDA Phone dan Smartphone, pilihan terakhir kita adalah memanfaatkan kelemahan yang ada pada kartu SIM GSM.
Mayoritas penyedia jasa layanan seluler masih menggunakan kartu SIM GSM dengan authentication algorithm COMP128-1 (COMP128v1). Pada bulan April 1998, SDA (Smartcard Developer Association) dan dua orang peneliti dari ISAAC (Internet Security, Applications, Authentication and Cryptography) U.C. Berkeley mendapati bahwa authentication algorithm COMP128-1 ini ternyata dapat dengan mudah "diakali". Hanya membutuhkan 50.000 hingga 150.000 lebih percobaan "chosen-challenge and response attack" untuk mendapatkan nilai Ki yang panjangnya 128 bit. Jika nilai Ki ini sudah berhasil diperoleh, proses cloning adalah pekerjaan yang sangatlah mudah. Kita tinggal memasukkan nilai Ki ini ke kartu smartcard yang sudah dilengkapi dengan STK emulasi kartu SIM.
Kelemahan dalam implementasi authentication algorithm COMP128-1 ini membuka peluang bagi pihak-pihak yang kreatif dengan melahirkan produk cloning kartu SIM GSM. Produk ini terdiri dari perangkat keras yang digunakan untuk menempatkan kartu SIM GSM, perangkat lunak untuk melakukan proses pembacaan dan penulisan kartu SIM GSM, dan satu kartu SIM GSM kosong yang dapat menampung empat, delapan, dua belas, atau bahkan enam belas nomor sekaligus. Perangkat yang dibutuhkan untuk melakukan cloning kartu SIM GSM ini adalah satu perangkat reader/writer kartu SIM GSM dan perangkat lunak yang tepat untuk melakukan scanning nilai Ki.
Perangkat reader/writer yang dihubungkan pada serial port RS-232 komputer pribadi (personal computer) ini dapat dibuat sendiri dengan harga yang terjangkau. Diagram skematik yang dibuat oleh Dejan Kaljevic ini dapat dengan mudah dibuat oleh mereka yang memiliki ketrampilan merakit rangkaian elektronika.
Dampak pada ruang public, makin maraknya penyalahgunaan fasilitas yang ada di dalamnya. Terbukti dengan beberapa khasus yang booming beberapa saat silam, ketika beberapa khasus video porno mencuat. Etika tak lagi menjadi sesuatu yang berharga dan patut di junjung tinggi di tengah masyarakat yang mengatakan diri modern dan moderat ini. Lucunya, antara ruang privat dan publik kini makin tak jelas pembagiannya. Dampak yang pertama, yaitu nyasarnya konten pornografi hingga ke tempat privat, ini sempat menjadi headline di tabloid Nakita (nomor 316, tahun VII, 23 April 2005) beberapa waktu lalu. Diberitakan dalam tabloid tersebut, bahwa anak-anak usia dini yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), sangat rentan terpapar konten pornografi melalui ponsel yang dibawanya. "Pornografi di Ponsel Anak, Banyak Anak SD Jadi Sasaran!", demikian tabloid tersebut menuliskan besar-besar judul beritanya pada halaman depan.Penggunaan fasilitas 3G yang sedang booming di negri kita yang sedang berkembang tentunya menjadi angin segar namun juga dapat berubah menjadi angin lesus yang menghancurkan baik kecil perlahan namun kerusakkannya cukup parah pada dataran moralitas. Namun lebih jauh apakah ini satu dampak dari kecanggihan teknologi?Atau justru dari keterbatasan EQ, IQ manusia penggunanya? Atau kontrolling dari berbagai pihak terkait dan berkepentingan?sudah adakah UU yang mengatur area privat berorientasi publik ini?